Dulu ayahnya diasuh dan diadopsi oleh Rasulullah hingga kemudian dipanggil Zaid bin Muhammad. Namun setelah Allah melarang adopsi anak, nama ayahnya kembali seperti semula. Ibunya bernama Ummu Aiman, pengasuh Rasulullah. Nama aslinya Barakah, asal dari Habsyiah (Ehtopia). Dulu ibunya menjadi budak kepada Aminah binti Wahb, ibunda Rasulullah. Mengenai postur tubuhnya, beliau tidak terlalu tinggi. Kulitnya hitam dan hidungnya pesek.
Setelah tumbuh dewasa, beliau adalah anak yang pandai, cekatan, pemberani, bijaksana dan lapang dada. Pada waktu perang Uhud, banyak kawan-kawan sebayanya ingin sekali ikut berjuang di jalan Allah. Namun oleh Rasulullah tidak diizinkan karena masih terlalu muda. Ketika datang perang Khandaq, beliau pun bersama kawan-kawan sebayanya meminta izin Rasulullah untuk ikut perang. Kali ini Rasulullah mengizinkan karena umur mereka sudah mencapai lima belas tahun. Kekalahan umat Islam pada waktu perang Hunain tidak melemahkan semangat beliau. bersama dengan al-Abbas, Abu Sufyan bin al-Harits dan enam sahabat lain, beliau memberi semangat kepada pasukan umat Islam untuk tidak menyerah. Akhirnya atas kegigihan mereka, kekalahannya menjadi kemenangan.
Perang Muktah merupakan sejarah baru dalam babak kehidupan beliau. hari itu adalah hari terakhir berjumpa dengan ayahnya. Pada perang itu ayahnya terbunuh. Bahkan kematiannya itu di depan mata. Namun demikian beliau masih semangat menyerang musuh hingga banyak yang mati di tanggannya.
Tahun sebelas Hijriah Rasulullah perintahkan umat Islam untuk mempersiapkan diri melakukan perang dengan bangsa Rum. Hanya saja sebelum perang terjadi, Rasulullah keburu wafat. Sebelum wafatnya, sumpah setia untuk mengantikan kepemimpinan umat Islam kepada Abu Bakar sudah selesai dan juga perintah Rasulullah untuk mengutus Usamah bin Zaid dalam perang itu. Umat Islam sepakat untuk mengangkat beliau menjadi komandan perang. Bersama pasukan umat Islam, beliau berpamitan kepada Abu Bakar.
Dalam perang ini, bangsa Rum dapat dikalahkan. Beliau pun membawa banyak harta rampasan perang. Kemenangan dalam perang itu menjadikan dirinya diantara orang-orang Islam yang berpengaruh.
Diantara orang yang meriwayatkan hadits dari beliau adalah Abu Utsman bin an-Nahdy, Ibn Utbah dan lainnya. Beliau wafat di Jarf, dekat Madinah, pada akhir kekhilafahan Muawwiyah yaitu tahun 54 Hijriah. Dan dikuburkan di Madinah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar