Nama lengkapnya ‘Ukkasyah bin Muhshin bin Hartsan bin Qois bin Marrah al-Asady beliau dari kabilah Quraiys. Nama panggilannya Abu Muhshin. Beliau termasuk sahabat yang disegani dan terhormat.
Setelah Islam mulai tersebar di Arab dengan cara hikmah, nasehat yang baik, muncul pertentangan dari pihak Quraisy. Dengan segala daya upaya, orang Quraisy ingin mepertahankan agama nenek moyangnya. Maka, orang Quraisy melakukan serangan terhadap nabi Muhammad dan pengikutnya.
Hanya saja tidak semua orang Quraisy, khususnya dari kalangan pemudanya, melihat Islam sebagai ancaman atas agama nenek moyangnya. Mereka justru melihat kehadiran Islam sebagai solusi atas semua persoalan hidup. Islam datang memberikan pencerahan baru. Diantara pemuda Quraisy yang terbuka hatinya untuk menerima ajaran Islam, setelah berpikir jernih, adalah ‘Ukkasyah bin Muhshin, dari keturunan bani Abdu Syam.
Pada waktu Rasulullah perintahkan umat Islam untuk berhijrah ke Madinah karena adanya gangguan dan siksaan dari orang-orang Quraisy, beliau pun ikut berhijrah. Sejak hijrahnya, beliau merasa lebih aman dan tenang dalam menjalankan ajaran Islam. Hari-harinya dilalui penuh dengan kecerian dan kebahagian.
Rasulullah pernah mengutus beliau untuk pergi perang “Ghomr”. Pada perang itu Rasulullah memang tidak ikut sehingga para sahabat. Bersama empat puluh orang, beliau melaksanakan perintah Rasulullah. Beliau berhasil mengalahkan penduduk Ghomr dan pulang ke Madinah dengan membawa harta rampasan perang.
Di kalangan kaumnya, beliau sangat disegani. Berwajah tampan dan gagah. Begittu juga pemberani. Ibn Ishaq menyebutkan, ” Pada waktu perang Badr, ‘Ukkasyah bin Mihson, sekutu bani Abdu Syam bin Abdu Manaf, ikut perang Badr. Beliau berperang dengan pedangnya hingga tangganya putus. Kemudian datang Rasulullah memberi tonggak pohon. Dalam riwayat lain batang pohon kurma. “Silahkan berperang dengan ini, wahai ‘Ukkasyah!!. Setelah ambil dari tanggan Rasulullah, beliau gerak-gerakkan. Tiba-tiba tangannya yang panjang seperti memegang pedang yang keras bak terbuat dari besi. Beliau pun kemudian maju ke medan perang dengan pedang itu. Hingga kemudian Allah beri kemenangan untuk pasukan Islam” (HR.Baihaqi). pedang itu diberi nama ‘al-Aun’ (pertolongan). Pedang yang diberi Rasul itu masih ada hingga beliau terbunuh dalam peperangan melawan orang-orang murtad.
Perjuangan dalam membela Islam dengan segala kemampuannya, mengantarkan dirinya sebagai orang yang kelak mendapatkan surga. Rasulullah pernah mengkabarkan bahwa beliau termasuk 70 ribu orang yang masuk surga tanpa dihisab. Dari Abu Hurairoh bahwa beliau mendengar Rasulullah bersabda, “70 ribu dari umatku akan masuk surga tanpa dihisab. Wajah mereka cerah bagaikan cerahnya cahaya rembulan pada malam bulan purnama. Abu Hurairah bercerita, “Tiba-tiba ‘Ukkasyah berdiri sambil mengangat tanganya berkata: “Wahari Rasulullah, Doakan saya menjadi goloangan mereka (masuk surga).” Rasulullah pun berdo’a, “Ya Allah semoga dia termasuk dari golongan mereka.” Kemudian seorang dari Anshor berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah, doakan saya juga.” Rasulullah menjawab, “Ukkasyah lebih dulu masuk ketimbang kamu.”
Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa beliau orangnya sangat bergantung kepada Allah (tawakal) setelah berusaha.Rasulullah bersabada, “Sekiranya kalian tawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Allah akan beri rizki untuk kalian seperti halnya Allah memberi rizki kepada burung…”(HR.Ahmad dan Tirmidhi).
Selepas wafatnya Rasulullah muncul kemurtadan dari sebagian umat Islam. Bahkan mereka juga enggan membayar zakat. Hal ini sangat membahayakan kelanjutan ajaran Islam di bumi ini. Abu Bakar pun marah. “….saya akan bunuh mereka yang enggan membayar zakat. Bahwasanya zakat itu hak atas harta benda. Demi Allah saya perangi orang yang hendak memisahkan antara sholat dan zakat “begitu kata Abu Bakar. Dengan segala kemampuanya beliau (‘Ukkasyah) pergi untuk memerangi Thulaihah bin Khuwailid, gembong orang murtad dan yang mengkompori perang melawan Abu Bakar. Dengan pedang yang diberikan Rasulullah, beliau akhirnya mati syahid dalam pertempuran itu.
Begitulah kisah sahabat yang bernama ‘Ukkasyah yang kelak akan masuk surga setelah perjuangannya membela ajaran Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar