Pada tahun ke-9 Hijriah seorang raja dari raja-raja Arab setelah berpetualang dalam kekerasan tiba-tiba menyerahkan dirinya untuk belajar kepada Rasulullah tentang kehidupan yang mulia. Dialah ‘Adwiy bin Hatem at-Thoiy.
Setelah kematian ayahnya beliau langsung mewarisi tahta diraja. Tentunya kekayaanya banyak dan melimpah. Kerakusan harta benda tidak pernah punah selagi manusia menjadi hamba dunia. Maka dirinya berusaha untuk menambah kekuasaannya dan berusaha menghalangi siapa saja yang dirasa menjadi pesaingnya. Ketika dakwah ajaran Islam dibawa Rasulullah secara terang-terangan, banyak orang-orang Arab menerimanya. Mendengar semakin meluasnya pengikut Islam, dirinya merasa seolah terancam dan takut kepemimpinannya akan berakhir. Maka tak ada jalan lain kecuali melakukan propaganda dan perlawanan terhadap Rasulullah. Hampir dua puluh tahun dirinya membenci Islam dengan melakukan perlawanan dan serangan terhadap para pengikutnya. Hingga akhirnya jiwanya tunduk pada kebenaran yang dibawa Rasulullah. Sejak itulah dirinya masuk Islam yaitu pada tahun 9 Hijriah.
Mengenai pengalamannya sebelum masuk Islam, beliau berucap,”Mana ada orang Arab yang paling benci terhadap Rasulullah selain aku pada waktu aku mendengar tentang ajarannya?”
Setelah wafatnya Rasulullah banyak sekali orang-orang muslim yang enggan membayar zakat. Bahkan ada juga yang keluar dari Islam (murtad). Namun beliau tidak hentinya berjuang melawan orang-orang yang enggan membayar zakat dan murtad. Pada masa kholifah Abu Bakar beliau berhasil mengumpulkan sedakah dan zakat dari kaumnya untuk kemudian disimpan di bait al-mal.
Suatu hari beliau datang ke rumah Umar bin Khottob. Kemudian beliau berkata, “Wahai amirul mukminin, apakah kamu tahu siapa aku?” Umar menjawab, “Iya, Demi Allah aku tahu kamu. Semoga Allah memberikan kemuliaan padamu-dengan sebenarnya-benarnya. Ketika orang-orang ingkar dan kafir kepada Islam, kamu masuk Islam, saya tahu ketika mereka lari dari perjuangan Islam justru kamu menyerahkan jiwa ragamu dan saya tahu ketika mereka engan membayar zakat kamu malah sibuk untuk membrantas mereka.” Setelah mendengar ucapannya itu, beliau berkata “Cukup, tidak perlu diteruskan wahai amirul mukminin.”
Ayahnya, Hatim at-Thoiy terkenal di kalangan bangsa Arab sebagai dermawan dan baik hati. Selama berjuang dalam menegakkan ajaran Islam beliau ikut dalam penaklukan Irak, perang Qodasiah dan Yaum al-Jasr. Begitu juga ketika terjadia perselisihan antara Ali dengan Muawwiyah di Shiffin yang dikenal dengan peristiwa Shiffin, beliau juga ikut dalam barisan Ali.
Selama berada di samping Rasulullah beliau telah meriwayatkan kurang lebih 66 hadits. Sebelum wafatnya beliau tinggal di Kuffah, salah satu kota terkenal di Irak, beliau wafata pada tahun 68 Hijriah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar