Nama lengkapnya Jundub bin Janadah bin Sufyan bin ‘Abid bin Haram bin Ghofar bin Malil bin Dhomroh bin Bakar bin Abdu Mannah bin Kinanah bin Khazimah. Nama panggilannya Abu Zar al-Ghifary.
Perawakannya tinggi. Berjenggot. warna kepada agak putih. Badanya berisi. Beliau dibesarkan di kabilah Ghifar yaitu kabilah dikenal karena suka merampok kafilah-kafilah yang lewat di kawasannya. Meski demikian beliau banyak ikut terlibat dalam kebiasaan kafilahnya itu. Waktunya banyak digunakan untuk tafakkur dan bertadabur untuk mencari alam lain yang lebih manusiawi. Setelah melakukan perenungan panjang, akhirnya beliau mendengar kabar bahwa ada seorang nabi akhir zaman telah diutus.
Mengenai keislamannya beliau menuturkan, “Suatu hari saya mendengar kabar bahwa ada seorang mengaku Nabi di Mekkah. Saya mengutus saudaraku pergi ke Mekkah untuk mencari kebenaran berita itu. Saya bilang ke saudaraku agar menemui orang itu dan tanya tentang banyak hal. Ia pun pergi menjumpai orang itu dan bertanya banyak hal. Setelah itu dia pulang. Saya pun tanya banyak hal mengenai orang itu. Dia menjawab bahwa orang itu mengajarkan manusia tentang kebaikan dan melarang kejahatan. Kegelisahan yang menghantui selama ini akhirnya sudah mulai sirna sedikit demi sedikit setelah mendengar penjelasan dari saudaranya. Untuk membuktikan penjelasannya itu beliau langsung pergi ke Mekkah untuk menemui Rasulullah.
Kepergiannya ke Mekkah secara sembunyi-sembunyi sebab takut diketahui oleh orang-orang musyrik. Setelah bertemu dengan Rasulullah dan meminta penjelasan mengenai ajaran Islam, maka dengan keyakinannya beliau berikrar masuk Islam di hadapan Rasulullah. Sangking bahagianya beliau membaca dua kalimah syahadah dengan suara keras di masjid Haram. Orang-orang musyrik marah mendengar kalimat itu. Hingga kemudian beliau dipukuli. Meski demikian keesok harinya beliau masih tetap mengucapkan kalimat itu. Beliau pun dipukuli lagi.
Mendengar berita itu Rasulullah perintahkan beliau pulang ke kabilahnya. Disamping itu beliau dipesan untuk mengajarkan ajaran Islam di sana. Atas izin Rasulullah beliau pulang ke kabilahnya. Setelah tingga beberapa lama, dua kabilah besar; Ghifar dan Aslam, menyatakan diri masuk Islam. Untuk mengenal lebih dekat dengan pribadi Rasulullah maka dua kabilah tersebut mendatangi tempat Rasulullah.
Menurut ahli sejarah Islam bahwa beliau termasuk nomer kelima dari lima orang yang masuk Islam waktu itu. Jadi beliau termasuk golongan orang-orang awal yang ikut memperjuangkan misi ajaran Islam. Setelah selesai perang Ahzab beliau pernah ditugasi Rasulullah untuk menjadi duta/utusannya. Beliau lah orang pertama yang memberikan salam kepada Rasulullah dengan ucapan salam Islam.
Perang Tabuk bagi beliau merupakan pengalaman yang mengasyikkan. Diceritakan bahwa beliau tertinggal jauh dengan Rasulullah dan sahabat lain. Ini semua disebabkan karena hewan kendaraannya lemah untuk berjalan. Tak lama hewan sakit dan susah untuk berjalan. Akhirnya hewan itu ditinggalkan dan beliau pergi berjalan kaki membawa barangnya. Setelah melalui perjalanan yang melelahkan akhirnya beliau berhasil bertemu kembali dengan pasukan umat Islam. Salah seorang dari mereka ada yang melihat dari jauh. Orang itu berkata, “Orang itu berjalan kaki.” Mendengar itu Rasulullah berucap, “Jadilah seperti Abu Dzar.” Setelah mendekat ke kumpulan umat Islam para sahabat berkata, “Demi Allah, dia adalah Abu Dzar wahai Rasul.” Rasulullah berkata, “Semoga Allah memberi rahmat bagi Abu Dzar, berjalan sendirian, mati sendirian dan kelak akan dikumpulkan di padang mahsyar sendirian.”
Mengenai pribadinya Rasulullah berkata, “Barangsiapa ingin melihat ketawadhuan dan rendah diri Isa as maka lihatlah Abu Dzar”(HR.Abu Ya’la dan Ibn Hibban). Dari Ali r.a. berkata, “Tidak seorang pun yang mampu tidak mempedulikan cercaan orang kecuali Abu Dzar dan saya sendiri tidak mampu.”
Dari Sufyan ast-Tsauri diceritakan bahwa suatu hari Abu Dzar berdiri di samping Ka’bah. Beliau berceramah, “Wahai manusia sekalian, saya adalah Jundub al-Ghifary. Silahkan datang dan mendekat pada saudaramu yang akan memberi nasihat yang baik. Orang-orang pun datang mendekatnya. Beliau berkata, “Kalian mesti tahu kalau ada diantara kalian hendak bepergian mesti membawa bekal yang cukup dan bermanfaat dalam perjalananmu?” Mereka menjawab, “Iya, benar.” Beliau melanjutkan ucapannya, “Ketahuilah bahwa jalan menuju hari kiamat lebih jauh daripadan perjalanan yang biasa kalian lakukan. Maka bawalah bekal sebanyak mungkin.” Mereka bertanya, “Apa yang mesti kita bawa?” Beliau berkata, “Pergilah haji untuk suatu perkara yang besar, berpuasalah di hari yang sangat panas sekali karena perjalanan di padang masyar panjang, sholatlah dua rakaat di sepertiga malam untuk menghindari siksa kubur, berbicaralah yang baik saja atau kalau tidak bisa lebih baik diam. Bersedekahlah dengan hartamu supaya kelak ketika kamu dalam kesulitan kamu diselamatkan, belajarlah tentang agamamu selama masih hidup…”
Selama hidup berjuang bersama Rasulullah beliau telah meriwayatkan kurang lebih 281 hadits. Setelah menghabiskan umurnya untuk berjuang dan menghiasai dirinya dengan zuhud dan ketaatan, beliau menghembuskan nafas terakhir pada tahun 32 Hijriah di Zibdah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar