Nama lengkapnya Suroqoh bin Malik bin Ja’syam bin Malik bin ‘Amru bin Tayyim bin Mudlij bin Murroh bin Abdu Mannah al-Kanaiy. Nama panggilannya Abu Sufyan.
Pada malam itu terdengar kabar bahwa Muhammad SAW keluar dari Mekkah. Kepergiannya tidak diketahui karena kegelapan malam menyelimuti kota Mekkah. Para pemimpin Quraisy tidak percaya akhirnya mereka mencari Muhammad SAW dari rumah ke rumah milik bani Hasyim. Hingga mereka sampai di rumah Abu Bakar. Waktu itu yang ada di rumah putrinya, Asma. Dengan suara keras Abu Jahal bertanya, “Mana ayahmu?” Dia menjawab, “Saya tidak dimana ayahku sekarang.” Mendengar jawaban itu Abu Jahal langsung menamparnya hingga terjatuh ke tanah. Mereka yakin bahwa Muhammad SAW sudah keluar Mekkah. Maka mereka pun bergegas mengejarnya hingga sampai di gua Tsur.
Muhammad SAW dan Abu Bakar waktu itu memang bersembunyi di gua itu. Ketika Abu Bakar melihat tapak kaki orang-orang Quraisy itu melintas di atas gua, dirinya merasa takut. Tiba-tiba matanya berkaca-kaca. Air mata pun keluar. Muhammad SAW merasa kasihan melihatnya. “Demi Allah, saya menanggis bukan karena diriku, tapi saya takut akan terjadi hal-hal yang buruk pada dirimu, wahai Rasul” kata Abu Bakar. “Jangan sedih wahai Abu Bakar, Allah bersama kita” begitu jawaban Rasulullah untuk meyakinkan. Setelah itu Allah berikan ketenangan dalam hati Abu Bakar.
Dari luar terdengar suara pemuda Quraisy berucap, “Ayo, kita masuk ke dalam gua untuk melihat di dalamnya.” Umayyah bin Kholaf dengan angkuhnya menjawab, “Bukan kan kamu lihat laba-laba ini sudah beranak pinang dan membuat rumahnya di pintu gua. Demi Tuhan, laba-laba itu lebih dulu ada sebelum Muhammad lahir.” Sebelum meninggal gua itu, Abu Jahal berkata, “Demi tuhan Laata dan Uzza, saya kira dia berada dekat dengan kita hingga mendengar apa yang kita omongkan.”
Setelah letih dan bosan mencari Muhammad SAW akhirnya mereka membuat sayembara barangsiapa menemukan Muhammad hidup atau mati akan diberi seratus onta yang paling bagus.
Kabar ini didengar oleh Surroqoh bin Malik yang berada di Qudain, dekat Mekkah. Secara diam-diam Suroqoh meminta pembantunya untuk menyiapkan kudanya. Tidak lupa anaknya pun disuruh untuk menyiapkan baju besi dan pedangnya. Tanpa ba-bi-bu, dia langsung mencari dimana Rasulullah dan supaya orang lain tidak mendahuluinya. Seluruh penjuru kawasan diburunya. Tapi belum juga ketemu. Perasaan jemu dan bosan menyelimuti hatinya. Bahkan putus asa. Tapi kalau ingat hadiah sayembara yang begitu besar, semangatnya timbul lagi.
Tidak beberapa lama, tiba-tiba dirinya melihat Rasulullah dan seorang lagi. Dengan gesitnya dia keluarkan pedang dari sarungnya. Namun tangannya seolah-olah mengeras. Dan tiba-tiba kudanya menancap di tanah. Semakin kuda itu bergerak, semakin menancap lebih dalam seperti paku yang ditancapkan. Dirinya merasa panik dan gemetar. Dengan suara lantang dia berkata, “Wahai kalian berdua, tolong do’akan Tuhanmu supaya kudaku bisa terlepas dari jeratan. Dan saya akan berhenti untuk membunuh kalian.” Rasulullah pun berdo’a. Tak lama kuda itu terlepas dari jeratan tanah yang mengkuburnya. Hanya saja tamaknya belum reda. Kemudian dia gerakkan lagi kuda menuju keduanya. Yang kedua kalinya kuda itu terperosot dan menancap di tanah. Bahkan yang ini lebih parah dari sebelumnya. Dia pun meminta tolong kepada Rasulullah lagi. “Silahkan ambil semua barang-barangku dan juga pedangku. Saya berjanji akan membela kalian dari niat buruk orang-orang” begitu kata dia. “Kami tidak memerlukan barang-barangmu dan perbekalanmu, tapi kamu perlu pembelaanmu dari niat buruk orang-orang itu” jawab Rasulullah dan Abu Bakar. Setelah itu Rasulullah berdo’a. do’anya dikabulkan. Kudanya terlepas dari jeratan tanah. Sebelum balik ke kaumnya, dia memangil mereka; “Tolong pelan-pelan, saya ingin bicara pada kalian. Demi Allah, saya tidak ada niat buruk dengan kalian.” “Terus kamu mau apa?” tanya mereka berdua.” Dia menjawab, “Demi Allah ya Muhammad, saya tahu betul bahwa agamamu akan jaya dan ajaranmu akan disanjung. Berjanjilah padaku jika aku datang ke istanamu, kamu hormati saya. Dan tolong tuliskan itu untukku.”
Rasulullah perintahkan Abu Bakar untuk menulis pesan itu di kertas dari tulang. Ketika hendak meninggalkan Rasulullah, Rasulullah bertanya, “Gimana pendapatmu jika kamu memakai gelang raja Kisra?! Dengan perasaan terkejut dia menjawab, “Kisro bin Hurmuz, maksudmu?” “Iya, Kisra bin Hurmuz” jawan Rasul. Dia pun pulang ke kaumnya. Banyak orang bertanya-tanya tentang Muhammad, tapi beliau tutup mulut berita tentang keberadaan Muhammad hingga dirinya yakin bahwa mereka berdua sudah sampai ke Madinah.
Tidak lama kemudian Suroqoh pergi ke tempat Rasulullah untuk berikrar masuk Islam. Beliau juga tidak lupa membawa surat yang ditulis Abu Bakar. “Saya datang ke Ji’ronah (suatu tempat antara Mekkah dan Thoif, lebih dekat ke Mekkah). Saya pun masuk ke tempat Rasulullah. Tiba-tiba orang-orang di sana memukulku dengan gagang panah. Mereka berteriak “Jangan mendekat tempat ini, jangan mendekat tempat ini. apa yang kamu mau?” Aku tidak memperdulikan kata-kata mereka. saya berusaha menerebos barisan untuk mendekati Rasulullah. Setelah dekat sekali saya berteriak, “Wahai Rasulullah, saya Suroqoh bin Malik, dan ini surat yang kamu tulis dulu untukku.” Rasululllah berkata, “Mendekatlah Suroqoh, ini adalah hari kebaikan dan janji yang ditepati.” Setelah itu saya berikrar masuk Islam di hadapan Rasulullah.
Pada akhir masa kholifah Umar bin Khottob, tentara umat Islam berhasil mentaklukan kerajaan Persia. Waktu itu yang menjadi wali di sana adalah Sa’ad bin Abu Waqos. Setelah penaklukan itu, Sa’ad langsung mengutus beberapa orang untuk bertemu Umar bin Khottob di Madinah dengan membawa kabar kemenangan umat Islam atas Persia. Disamping itu utusan itu membawa seperlima harta rampasan perang untuk dimasukkan di baitul mal. Betapa terkejutnya Umar ketika melihat harta rampasan perang itu. Mahkota raja Kisro terbuat dari berlian, sabuk, baju dari kain emas, gelang dan kalung dari mutiara!!! Dan beberapa barang berharga lainnya. Setelah itu Umar memanggil Suroqoh. Perhiasan itu pun dipakaikan ke Suroqoh. Maka, benarlah apa yang dijanjikan Rasulullah dulu sebelum wafatnya bahwa Suroqoh kelak akan memakai gelangnya raja Kisro.
“Ya Allah, Engkau larang Rasulmu untuk memakai harta ini padahal dia lebih dicintai dan dihormati ketimbang saya, begitu juga engkau larang Abu Bakar, padahal dia lebih mulia disisimu ketimbang saya.”
Setelah melewati masa yang penuh perjuang dan tantangan, beliau menghembuskan nafas terakhir pada 24 Hijriah, permulaan kholifah Utsman. Pendapat lain mengatakan setelah kholifah Utsman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar